Karya: Khoirul W.A
Kepada hati yang gelisah
Nafas yang menjerit sesaat
Dan senyum yang meronta takdir
Bersabarlah, selalu ada cahaya dibalik gelap mendung
Nafas yang menjerit sesaat
Dan senyum yang meronta takdir
Bersabarlah, selalu ada cahaya dibalik gelap mendung
Kepada hati yang menahan amarah
Mencoba merangkai kepingan asa
Menolak rasa perih yang menghujam
Ikhlaskan, biar erat mendekap sembilu dan mengbungkus sudut hati
Mencoba merangkai kepingan asa
Menolak rasa perih yang menghujam
Ikhlaskan, biar erat mendekap sembilu dan mengbungkus sudut hati
Kepada hati yang berdarah karena luka
Meneriakkan tangis menguras air mata
Tumpahkan semua hingga terbawa angin
Tulislah, biarkan ombak pantai menhapus sisa luka
Meneriakkan tangis menguras air mata
Tumpahkan semua hingga terbawa angin
Tulislah, biarkan ombak pantai menhapus sisa luka
Kepada hati yang masih terluka
Dan waktu yang berjalan pelan
Membuat luka hanya sayatan biasa
Relakan, kau dapati penawar yang tak berbentuk lagi
Dan waktu yang berjalan pelan
Membuat luka hanya sayatan biasa
Relakan, kau dapati penawar yang tak berbentuk lagi
Kepada hati yang tetap terluka
Sadarilah engkau pernah sangat bahagia
Inginmu sebatas angan, citamu sebatas asa
Dan harapmu menjadi pengap yang menerkam
Sembilu, terlalu bahagia, terlalu ingin
Sadarilah engkau pernah sangat bahagia
Inginmu sebatas angan, citamu sebatas asa
Dan harapmu menjadi pengap yang menerkam
Sembilu, terlalu bahagia, terlalu ingin
Kepada hati yang berubah beku
Lelah berharap, lelah kembali
Lelah memulai lagi, dingin dan tanpa arti
Beku, merindu hangat kasih dan hasrat
Membeku, berpeluk dengan sembilu
Lelah berharap, lelah kembali
Lelah memulai lagi, dingin dan tanpa arti
Beku, merindu hangat kasih dan hasrat
Membeku, berpeluk dengan sembilu
Kepada hati yang pernah riang tertawa
Sisi hati yang pernah berbunga
Jadilah hujan bait-bait indah tentang masa
Namun ketiadaan membuatmu enggan tertawa
Dan melodi indahmu entah kemana
Sisi hati yang pernah berbunga
Jadilah hujan bait-bait indah tentang masa
Namun ketiadaan membuatmu enggan tertawa
Dan melodi indahmu entah kemana
Kepada hati yang menangis
Menumpahkan rasa tanpa mengucap
Bulir air mata mengartikan asa yang hilang
Isak tangis mewakili kehilangan bait cinta
Dan ratapan menjelaskan keinginan
Menumpahkan rasa tanpa mengucap
Bulir air mata mengartikan asa yang hilang
Isak tangis mewakili kehilangan bait cinta
Dan ratapan menjelaskan keinginan
Kepada hati yang berusaha tegar
Tersenyum manis dalam perih luka
Merangkai doa dengan sisa- sisa usaha
Menanti Tuhan menggerakkan jiwa
Dan membelai lembut tegarmu yang tlah hanyut
Tersenyum manis dalam perih luka
Merangkai doa dengan sisa- sisa usaha
Menanti Tuhan menggerakkan jiwa
Dan membelai lembut tegarmu yang tlah hanyut
Kepada hati yang terdiam
Dalam pertanyaan rencana Tuhan
Menanti Tuhan memberi isyarat masa depan
Menunggu lembar-lembar kehidupan tertata
Dan Tuhan mengembalikan asa, cita dan secuil cinta....
Dalam pertanyaan rencana Tuhan
Menanti Tuhan memberi isyarat masa depan
Menunggu lembar-lembar kehidupan tertata
Dan Tuhan mengembalikan asa, cita dan secuil cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar