Judul yang terlalu sok tau nggak sih? hehehe.... ok never mind kita lanjut sajalah. Menjadi seorang penyiar, apalagi penyiar pada usia remaja adalah sebuah impian banyak remaja lainnya. Cara memiliki fans tersendiri tanpa harus caper alias cari perhatian, udah bakal diperhatiin sama banyak temen lebih tepatnya banyak orang hehehe.. Siapa sih yang nggak seneng kalo sedang ada acara di Sekolah atau acara diluar dan kita yang jadi MC ditonton sama temen-temen sendiri pula beda banget sensasinya. Selain dikenal orang juga bisa menambah wawasan dapet pahala pula. kenapa dapet pahala? kan sebagai penghibur dan pelipur hati yang lara #ea elahhhh...... Okey stop-stop melangkah pada topik pembicaraan sesuai judul yang diangkat.
Langkah pertama untuk menjadi Penyiar yang baik adalah menyukai musik. berbagai jenis musik bisa mengalir dalam jiwa kita. Yaaa mau yang model rock sampe campursari hehehe.... kalau jiwa sudah mencintai musik udah dapet dah modal untuk menjadi seorang penyiar. Pengalaman pribadi nih, sebelum menjadi penyiar dulu aku seorang yang tergolong update masalah lagu-lagu baru. yaaa sekitar tahun 2002 lah aku mulai suka dengerin berbagai macam musik. biasa laahh anak-anak abg labil gitu paling suka lagu pop. sampai banyakkkk banget lagu yang aku hafal. tapi mencintai musik nggak harus hafal kok, bisa menikmati musik dengan baik lama-lama akan mencintai musik juga.
Next step menjadi penyiar yang baik adalah Berani dan Kreatif. Berani disini memiliki arti yang condong kepada arah percaya diri dan memiliki ide-ide kreatif yang tentunya fresh untuk dibahas dan diterapkan. Bisa deh dengan memulai berkecimpung dengan dunia sosial atau organisasi. Kalau pengalaman pribadiku, dulu sebelum menjadi penyiar aku sudah terjun kedunia organisasi ada pramuka, dewan kerja ranting, sampe osis. dalam organisasi itu aku mencoba untuk total mengeluarkan kemampuan untuk memberikan yang terbaik. Jadi terharu kalau lihat semangatku dulu, berharap muncul lagi sekarang hehehe.....Dengan banyak berinteraksi dengan orang, banyak berdiskusi secara tidak langsung mendidik mental kita untuk dapat mengontrol emosi, bisa berbagi dan bertukar pikiran secara dewasa dan tentunya kalau sering berfikir ide-ide kreatif akan selalu muncul. Sebagai seorang penyiar kita dituntut untuk dapat membawa suasana selalu enak, selalu menyenangkan dan hal tersebut nggak mudah loh... pokoknya harus selalu fresh fresh and fresh.....
Lanjut lagi..... mampu menjadi pendengar yang baik, tanggap terhadap situasi. Kadang ada juga pendengar yang mungkin suka berbelit-belit ketika sedang on air jadi banyak menyita waktu. sebagai penyiar harus tanggap dengan situasi ini, karena waktu tidak boleh habis dengan monitor yang berbelit-belit macam ini, harus bisa cut dengan cara yang tidak menyinggung. selain itu juga harus bisa mendengarkan dengan baik setiap monitor yang berinteraksi dengan tema pembicaraan yang sedang kita angkat sebagai pembahasan. dan jangan ragu untuk meluruskan arah pembicaraan monitor yang mulai menyimpang dari kontrol. Karena diradio tidak hanya kita yang mendengarkan, tetapi masyarakat luas mendengar apa yang sedang kita bahas, jadi hindari mengolok-olok, berkata tidak sopan, bercanda yang kelewatan. Pokoknya kita berbicara dengan asyik, dengan nyaman, enak didengar dan dirasa, tetapi tidak lepas dari satu kata SOPAN.
Okey... next step.... Fleksibel dan tidak mudah tersinggung. Pada dasarnya bekerja didunia hiburan seperti ini adalah menyenangkan. Kenapa? karena kita dibayar untuk bahagia. Coba bayangin, kita dapet wawasan, cuap-cuap dengan orang banyak, relasi banyak, bisa update lagu-lagu terbaru, berita terbaru dapet gaji pula. Sangat sangat sangaaaaattttt menyenangkan :) dan akan menjadi tidak menyenangkan ketika kita nggak bisa fleksibel dan mudah tersinggung. dikit-dikit makan ati, dikit-dikit makan ati waduuuhh bisa abis tuh atinya... Profesional aja, kerja hanya sebatas kerja, kalau toh ada kritikan, omongan pedas, anggap saja itu sesuatu yang bisa membangun karir selanjutnya. Dan kita juga harus bisa luwes atau fleksibel dengan setiap monitor. Kalau berbicara dengan anak muda, gunakan bahasa anak muda, kalau berbicara dengan orang tua gunakan bahasa yang sopan. Kalau sedang acara resmi dialog interaktif misalnya, gunakan bahasa yang baku tetapi tidak kaku. yaaahhh macem-macem lah intinya bisa menyesuaikan diri dengan baik.
Dan yang ngaak kalah penting adalah Nervousness Decission atau mampu mengatasi kegugupan. nggak lucu dong kalo lagi on air trus bicaranya tersendat-sendat.... yaaa riang aja,,,,, bagaimana cara berbicara terkesan riang? naah... berbicaralah dengan tersenyum dan berbicara dari hati atau tidak dibuat-buat... pasti akan menghasilkan suara yang enak, yang menenangkan, menyenangkan. Karena menjadi penyiar tidak bisa menunjukan ketanggapan kepada monitor melalui visual, maka dengan audio saja kita harus menciptakan suasana bahwa monitor benar-benar dilayani dengan baik :) memang lucu rasanya disebuah ruang kedap suara sendirian (bila sebagai penyiar dan operator ) bicara sendiri, senyum sendiri, menciptakan obrolan sendri yaahhh tapi jangan diartikan benar-benar sendiri karena diluar sana buaaanyaaaakkk banget monitor yang menantikan kita mencairkan suasana dan menjadi hiburan mereka.
Uppsss ada yang ketinggalan. dalam berbicara pakailah intonasi dan pengucapan kata yang jelas. nggak enak didengar dong kalo pemotongan kata tersenggal senggal dengan nafas. Harus berlatih bernafas yang baik juga, senam suara berlatih a, i, u, e, o senam wajah agar lebih fresh... lain kali akan ku bagi pengalamanku saat workshop bareng farhan tentang menjadi penyiar dan presenter yang baik. hehehehe...
dan satu lagi yang nggak kalah penting. Manfaatkan setiap kesempatan yang ada... entah sekedar belajar, ikut workshop, ikut ekstrakurikuler, ikut apa aja deh yang bisa mendukung impianmu :)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar