Jumat, 05 Juli 2024

Bahagia?

Tujuan hidup bahagia ternyata ada salahnya
Karena setiap untaian waktu terlampau sibuk untuk memiliki bahagia
Bahagia yang semestinya dirasa dan dinikmati menjadi sebuah hal yang harus dicari
Sehingga lupa untuk menikmati dan tak kunjung dapat rasa apa itu bahagia
Sewajarnya bahagia dirasa pada saat ini, detik ini dan proses ini
Bukan ketika dihulu kita ingin hilir dan sebaliknya
Tetapi itulah yang akan terasa pabila hidup hanya mencari bahagia
Makin direguk makin haus dan  jauh dari puas
Seperti menikmati regukan air laut yang semakin membuat dahaga

Bahagia bermula dari hati sendiri, tak menggantungkan pada orang lain
Tak menaruh asa harap dan ekspektasi apapun dibumi
cukup jalani dan nikmati masa yang dilalui
Setiap detiknya, setiap jengkal perjalanannya, dan setiap untaian nafasnya
Memandang kebelakang sebagai momen pengingat sekedarnya
memandang jauh kedepan sebaai momen perintis cita cita sekedarnya
yang terpenting memandang tepat didepan mata
apakah saatnya berbelok, memberi gas maupun memberi rem

Hentikan melihat tolok ukur bahagia orang lain
karena takaran kebahagiaan setiap individu berbeda
ada yang bahagia dengan menjalankan hobinya
ada yang bahagia dengan uangnya
dan ada pula bahagia dengan bisa memberikan kasihsayangnya
setiap cara manusia berbeda dalam mengekspresikan bahagianya

Bernafaslah dengan lega meski tak seindah yang kamu mau
kecap dan nikmati yang ada meski tak seperti yang kau ingin
karena kita manusia biasa, kita hanya bisa memiliki ingin
kita hanya memiliki cita, namun pencapaian tidak selalu dalam bentuk kesesuaian keinginan

Menangislah dan merasa sakitlah sampai puas
sampai luka-luka itu sembuh mengering dan tiada artinya lagi
sampai luka-luka mu memberikan goresan pelajaran untukmu
sampai luka-luka mu memberikan pengingat saat lupamu

Setiap makhluk memiliki kesulitan masing-masing
setiap hamba memiliki keletihan masing-masing
dan setiap insan memiliki kejengahan masing-masing
namun mereka memiliki 2 pilihan yang sama, menyerah atau berjuang

Bahagia sejatinya selalu ada dihati
bahagia sejatinya tidak emana-mana
Hanya saja mungkin sekarang dia sedang bersembunyi
Bukan hilang atau habis, hanya butuh waktu tepat untuk dia hadir 
Hanya butuh masa dimana dia nyaman untuk kembali


Kamis, 30 November 2023

Salah

 

Aku yang salah telah menempatkanmu terlalu dalam

Padahal aku pun tahu tempatku tidak sedalam itu disana

Aku yang salah berkata tidak mengharapkan apapun namun dari delik terdalam memiliki ingin

Padahal aku pun tahu kau tak dapat memberikan apapun

Aku yang salah berjuang untuk sesuatu yang ku tahu ini tak bermakna dan sia-sia

Padahal aku pun tahu aku kan terluka dan mungkin hanya aku yang terluka

Aku yang salah tidak dapat menghentikan hati ini sendiri

Padahal aku pun tahu cepat atau lambat semua akan berhenti

Aku yang salah telah menyakiti hati sendiri

Padahal aku pun tahu ini akan sangat sakit namun enggan menghindari

Aku yang salah tidak dapat bijak dan dewasa dalam menghadapi ini

Padahal aku pun tahu ini butuh ketegasan

Jumat, 14 Juli 2023

Mind Bonding

Selayaknya kisah dongeng dengan lompatan-lompatan angan yang berkecamuk dalam pikiran itu membentuk sebuah kehidupan dan phrase dengan bahasanya sendiri. Memiliki kisah dan alurnya sendiri sebatas angan dan semaksimal keinginan hati yang dihidupkan dalam cerita semu tersendiri. Alur cerita serta kisah bermain layaknya anak kecil yang memiliki dan mengontrol dunianya. Terpisah dengan dunia nyata yang dihadapi, terpisah dengan sebuah ketetapan hakiki. Bersenang-senang dan nyaman dalam dunia permainan pikiran tanpa beban, berlari-lari dalam dunia impian tanpa sebuah beban dan aturan. Kebahagiaan? apakah sesemu itu kebahagiaan?  lenyap dan muncul dalam sekejap. Semudah switch yang berpindah antara on dan off. Tanpa rasa hanya ilusi, demikian yang diharapkan. Bisakah?

Meski skenario indah dalam pikiran yang hanya diijinkan sekedar dalam pikiran, dan nyata ini berbeda dengan semu itu, namun seuntai membran sel tetap mengirimkan lintas nyata dan semu. Terselip harap dan ingin yang seharusnya dalam dimensi mimpi. Raga tetaplah raga nyata. Seolah mengulangi diskripsi yang berusaha disimpan untuk tetap terpendam. Hanyakah dongeng satu yang bertemu dongeng yang lain dam membentuk alur bersamaan. Yang indah dibaca dan dipertontonkan dalam dongeng. Akankah menjadi janggal dan asing dalam nyata?

Sekedar dongeng dengan hati terpeluk tenang, merasakan satu dua peristiwa seolah kebetulan dan angan namun nyata. sekedar raga haus yang terbuai nyaman, tiada alasan dan tiada sebab.. hanya tenang dan nyaman sesaat. benarkah sesaat? Dongeng yang tak harus didiskripsikan dalam untaian syair, namun mengalir bersama deru darah dan hela nafas. Hanya diriku sajakah?

Kupertanyakan cerita dongeng-dongeng ini dalam benak yang berkecambuk. Kisah-kisah nyata yang membatasi dunia dengan cerita pada hati nyata penuh luka. Sekelibat cerita dongeng yang mampu membantu menyembuhkan irisan luka, ya seperti itu harapnya. entah suatu saat akan menjadi pedang tajam yang memperparah menghujam ataukah selamanya menjadi kasa lembut pembalut luka..

Dengan mata dan hati teduh  menikmati dongeng dalam pikiran, setidaknya saat ini luka berangsur sembuh dengan dongeng itu, membelai dan merengkuh penuh kasih. meski hanya sekedar cerita meski hanya sekedar ilusi. namun diri berkata bahwa hati tak hanya menganggap ini ilusi. ini nyata namun tak dapat berbuat apa, ini bisa menjadi kisah pilu perih, atau bisa menjadi kisah membersamai perjalanan saling menguatkan... 

Rabu, 25 Januari 2023

Nyaman?

Pikiran, rasa dan hati memberikan pendapat masing-masing
Untaian kata tak bermakna bagi insan lain, bisa menjadi mutiara pada insan lainnya
Rasa bermain dengan hati yang perlu rasionalisasi
Mungkin kelakar mungkin pengingat..
Pikiran harus ikut turun membagi makna

Biar deras hati menangis
Biar pilu rasa tanpa asa
Salah siapa tidak hanya pikiran saja
Salah siapa semua ikut berpendapat?

Kecewa ada karena ekspektasi yang tinggi
Sakit ada karena menganggap berlebih
Keluarga atau rasa keluarga benarkah ada
Mengatasnamakan kasta tertinggi dan membuat pilu hati
Sedahaga itu dengan rasa nyaman

Seleksi rasa yang ketat membuat seperti dalam tempurung
Membuat terpuruk melindungi rasa
Namun dahaga nyaman memaksa mencari dan mencari
Berharap bukan mendapatkan hasil yang salah..
Merasa mendapat yang tepat
dan segores saja menjadi sangat perih

Penyesuaian ini yang tak dipunya
belajar dan belajar terus belajar
sudah cukup sayatan tak mau luka
sudah cukup goresan tak mau perih
nyatanya semakin menghindar semakin penuh dan semakin sakit

Rasa hanya ingin aman dan rasa hanya ingin nyaman
salahnya dimana tempatnya..
salahnya dimana seharusnya..
seperti ingin hilang rasa

Selasa, 16 November 2021

Apa?


Setiap aliran oksigen dalam darah, membawa penuh keinginan. Ingin yang pada kodratnya bisa menjadi tidak bisa. Ketentuan bisa yang kalah dengan tumpuan satu dan lainnya. Kalah yang menghasilkan sebuah peristiwa. Peristiwa yang dengan pasrah kita sebut kodrat. Apakah seperti ini namanya kodrat itu. 

Bukan kali pertama kodrat, diatas kodrat ini terjadi. Berdamai, berserah dan tanpa berkeinginan lagi. Namun oksigen masih mengalir dalam darah. Perjuangan yang harus berdiri kembali tanpa lelah. Namun sayang hati telah lelah dengan kalah. Namun sayang diri enggan dengan pengkhianatan. Bukan, bukan pengkhianatan namun pengingkaran dan kecurangan.

Seolah mempertanyakan pada mentari yang menyengat kulit. apakah sinarnya dapat menghangati hati para pengingkar. apakah sinarnya dapat meluluhkan kecongkakan dengan ketulusan. apakah sinarnya dapat menyadarkan hati agar menyadari dimana letak seharusnya. Letak yang bijak, letak yang adil dan letak yang demokrasi.

Air mata enggan menangisi hal demikian. Hati mencengkeram dan terasa sakit. Sakit yang tak bisa membalas, Sakit sekedar mengupat. sakit sekedar sesumbar dan menyumpah. yang pada akhirnya hati menyadari untuk apa melakukan segala hal tak berguna itu.

Dendam tak ada dendam. sebatas kecewa tanpa batas. seperti permainan bulu tangkis. menangkis semua fakta kesana kemari. menjadikan hati linglung dan bingung. menjadikan hati dibodohi. menjadikan hati tak berdaya dan melihat. pada nyata hati tahu hal sebenar terjadi. tiada berdaya hanya kecewa.

Berharap mentari membawa harapan baru. berharap mentari membawa kesempatan baru. atau berharap mentari menyaksikan keadilan baru. keadilan? milik siapa? untuk siapa?


Kamis, 12 Oktober 2017

Waktu yang Berlalu


Sejenak mikir.....
tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu, keadaan yang berubah seiring bertambahnya usia, kalau dulu masih kecil bisa pulang kerumah kapanpun kita suka, aku malah lebih suka main daripada dirumah. Lebih suka ikut kegiatan ekstrakurikuler daripada langsung balik kerumah, Lebih asyik memperbanyak teman diluar.... Pada waktu itu sempat ingin seperti anak-anak diluar negeri yang bisa sekolah sambil part time kerja lalu tinggal di apartement sendiri.... Lalu... aku wujudkan keinginanku itu, usia 16 tahun adalah pertama kali aku "keluar" dari rumah, hingga sekarang... di usia 16 tahun mulai mengatur keuangan meski masih mendapatkan support ortu terutama untuk biaya sekolah, untuk makan bayar kost sudah dapat dari hasil parttime, di usi 16 tahun mulai memiliki aturan sendiri, kapan harus belajar,kapan harus berhenti ekstrakurikuler... karena jujur saja aku sangat tergila-gila dengan organisasi saat itu... 
Dan pada satu waktu aku ditakdirkan untuk benar-benar tinggal berratus-ratus kilo meter dari rumah dan orang tuaku... meski masih terjangkau jaraknya dengan berbagai moda kendaraan umum, tetapi disini aku baru merasa rindu... rindu masa dulu yang bebas kapan saja bisa memakan nasi goreng ibu untuk sarapan, kapanpun aku mau...namun sayang, aku melewatkan berpiring-piring nasi goreng itu dengan tinggal diluar rumah...
Terbersit pikiran, sekalipun aku pulang, keadaan memang sudah berubah, meskipun mereka berkunjung kesini, keadaan juga berubah.. hanya bertemu pagi dan petang...dan setelah berganti beberapa petang, akhirnya mereka harus kembali lagi kerumah...
Banyak hal-hal yang tidak terfikir olehku dulu, dan sedikit demi sedikit baru kusadari sekarang, tetapi inilah hidup dengan perputarannya.. tapi aku bahagia memiliki kalian...I love my family ðŸ˜˜

Berkesinambungan

Sekecil apapun sehelai kabel akan tetap berkontribusi untuk keberhasilan sebuah rangkaian mesin. Setiap individu memiliki kelebihan dan fokus keterampilan masing-masing. Tidak ada yang tidak penting, semuanya saling melengkapi dan berkesinambungan. Kalimat dan perkataan tersebut sudah sering saya dengar, mulai dari motivator, guru bahkan pimpinan dalam pekerjaan. Namun dalam sejatinya baru saya tertegun dan merasakan sekarang. Semua orang itu hebat. Tentunya sesuai dengan bakat, minat, kemampuannya. Dan kemampuan tidak bisa diukur dengan kemampuan individu lain. Tidak ada parameter untuk mengukur sebuah kemampuan. Karena setiap individu adalah istimewa, pada setiap kelemahannya pasti ada kelebihan yang tidak dimiliki individu lain.
Hari ini adalah hari ke 3 pada proses pengamatan saya pada keistimewaan setiap individu tersebut. Tidak ada orang yang selalu hebat dalam segala hal dan begitu pula sebaliknya tidak ada orang yang payah dalam segala hal. 3 hari ini saya mengikuti sebuah diklat penyegaran proteksi radiasi dimana saya satu-satunya orang yang background pendidikan non teknis, melainkan administratif sebagai sekretaris pimpinan dimana berkutat seputar surat menyurat beserta konsepnya, berkomunikasi dengan orang lain dan lainnya. Tetapi pada 3 hari ini saya bergaul dengan orang2 teknis belajar menghitung paparan radiasi, belajar tentang keselamatan kerja, belajar tentang perundang-undangan, limbah B3 dan masih banyak lagi, dimana materi-materi tersebut membuat oksigen dikepala saya berkurang lebih cepat alias mengantuk. Beda sekali ketika ada diklat tentang kearsipan, tata naskah dinas saya selalu bersemangat dan berapi-api untuk membombardir narasumber dengan pertanyaan. Disini saya tidak seperti itu, hanya bisa diam, sesekali tersenyum, melongo, menguap, bingung ingin bertanya tapi saya sendiri juga masih bingung yang akan saya pertanyakan hehehe... ya seperti itulah kira-kira.
Belum lagi ketika sesi praktikum, saya hanya jadi pengamat dan bingung bertanya-tanya pada diri sendiri, aku harus ngapain ya?? Beruntung sekali kelompok saya sangat memaklumi mengenai kekurangan saya dalam bidang ini. Mereka membimbing dan menjawab apa yang saya tanyakan, yang mungkin menurut mereka itu pertanyaan level 0 hehehe.. but thank you so much guys...
Dari peristiwa disitu saya berfikir, inilah sebuah arti organisasi yang sesungguhnya, bahwa disebuah organisasi atau kelompok memang dibutuhkan orang dengan kemampuan dan karakter yang berbeda, taruhlah contoh pekerjaan saya ketika mengoreksi sebuah surat, pentingnya apa sih titik koma huruf kapital, font size dll salah dikit harus di kasih tanda cinta (dicoret-coret) kalau orang non administratif bisa berpendapat seperti itu tidak penting, karena menurut mereka yang terpenting adalah maksud dan tujuan tercapai, padahal tidak seperti itu, sebuah konsep suratpun formatnya juga telah ditentukan oleh organisasi, mengacu pada format seperti apa, dan hal tersebut bukan berarti tidak penting, karena kami pelaksana juga mengacu pada Permen atau Perka. Begitu pula dengan personel dari bidang keselamatan yang selalu cerewet mungkin ya untuk mengingatkan para pekerja untuk memakai Alat pelindung diri pada saat bekerja, sebenarnya tidak ada untungnya juga bagi saya pribadi selaku sekpim maupun personil dari bidang keselamatan untuk sama2 bawel sesuai dengan bidang pekerjaannya tersebut. Toh malah enak kalau ada surat tidak usah capek2 mengoreksi, dan malah enak juga tidak usah bawel mengingatkan orang memakai APD, tetapi bukan seperti itu sebuah organisasi berjalan. Kita mengerjakan tugas masing-masing sebaik dan setotalitas mungkin demi kebaikan bersama, kita merangkai kabel-kabel kecil organisasi itu untuk membuat sebuah mesin dapat bekerja bergerak dan bersinergi untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Lalu bagaimana dengan individu-individu yang tidak bisa diajak bekerja sama? Kembali lagi sesuai dengan pengamatan saya, kita kami hidup dalam sebuah wadah, organisasi, Instansi adalah sebuah komponen-komponen kecil yang berbeda, yang memerlukan kerja sama saling bersinergi satu arah dan tujuan untuk dapat menjadi sebuah rangkaian mesin yang hebat, jadi bukan sebuah kesalahan pada mesin tersebut apabila komponen kecil tidak mau melebur dan membaur menjadi satu. Kita sebagai komponen kecil, layaknya melihat bahwa bagian terkecil yang kita miliki itu harus dikeluarkan output yang terbaik sehingga kita dapat berkontribusi dalam rangkaian mesin yang hebat itu. Sebagai individu harusnya kita yang memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik, sampai batas kemampuan kita. Bukan merasa bahwa diri kita adalah sebuah komponen utama padahal kenyataannya kita hanyalah kabel serabut yang kecil.
Kembali lagi pada sesi diklat yang telah selesai saya jalani hari ini, selain ilmu pengetahuan yang bertambah disini saya mendapatkan pelajaran diluar tema jadwal yang telah ditentukan, yaitu kecerdasan emosional. Jangan sampai kita merasa paling penting ataupun merasa paling tidak berguna dalam sebuah organisasi, karena organisasi adalah komponen yang unik, dan tugas kita adalah memberikan output terbaik agar tercipta rangkaian mesin yang hebat dengan komponen yang berkualitas.....
Tangerang Selatan, 14-06-2017

Minggu, 05 Juli 2015

Kisah Manusia dan Pohon

Tabu sebenarnya menanyakan mengapa Tuhan memberikan ini, memberikan itu kepada kita. Tabu sebenarnya mempertanyakan kasih sayang Tuhan karena sedang dalam masa ujian. Yang diperlukan dalam menyelesaikan ujian adalah konsentrasi, ketekunan dan kesungguhan serta persiapan sebelum ujian dimulai. masalahnya disini adalah ujian dalam kehidupan ini datang tanpa adanya pemberitahuan, tanpa adanya kisi-kisi oleh sebab itu kita harus selalu siap untuk mengerjakannya.

Menghela nafas yang sesak mungkin sebuah indikasi bahwa kita belum siap ataupun belum mempersiapkan diri secara maksimal ketika ujian hendak datang. Tetapi Tuhan tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan kita, Tuhan telah mengukur kapasitas berapa rumit tingkatan ujian tersebut. jadi, segala sesuatu yang kita terima telah sesuai dengan kelas tingkatan yang kita miliki.

Sebagai manusia biasa tentu bisa merasakan panas perih dan getirnya hati dalam menjalani ujian tersebut, namun Tuhan selalu bersama kita. Disaat Kemarau melanda bunga pergi meninggalkan kelopaknya terbawa laju angin, dan air tanah yang kian sulit dijangkau, Tuhan menggugurkan pula dedadunan yang masih melekat pada ranting. Semakin buruk rupa pohon yang tengah meranggas. semua pergi... terbang bersama angin dan menari....

Bukan karena Tuhan kejam, itulah kasih sayang Tuhan yang belum bisa termengerti... bunga beterbangan, daun berguguran, dan air tanah yang sulit tinggalah pohon yang buruk bersama cabang-cabangnya dengan sisa tenaga mencoba berdiri menanti penghujan. bayangkan jika Tuhan tidak menanggalkan semua yang bersamanya saat ini, tentu akar pohon akan kepayahan mencari air untuk sumber kelangsungan mereka.. 

Tetapi Tuhan sayang... sementara waktu dibiarkan saja pohon dengan buruknya berdiri bersama akar...hingga bergantinya musim, kemudian saat penghujan datang Tuhan kembali mengijinkan tumbuh dedaunan baru, tumbuh bunga baru ranting dan dahan yang mulai segar dengan melimpahnya sari makanan menghidupi mereka, tanpa membuat pohon kepayahan..menua lebih cepat maupun mati, hanya membiarkannya kehilangan keindahan serta tak berdaya dalam beberapa waktu saja.

Jadilah pohon yang tegar, yang berkambium dan dapat menyesuaikan dengan musim, sehingga akan melalui beberapa fase keunikan dunia.. berbuah beberapa periode dan meranggas beberapa periode.. dan semua akan terasa biasa seperti rutinitas yang biasa, tidak membuatmu tersiksa dengan keadaan sementara yang Tuhan hadirkan.. ingatlah Tuhan telah mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini. Tidak ada satu kejadianpun tanpa sepengetahuan dan ijin dari Tuhan...

Maka, pasrahkanlah..ikhlaskanlah.. segalanya akan terlewati sesuai dengan fasenya.. mungkin saat ini adalah kemarau bagimu tetapi engkau tidak akan pernah tahu kapan penghujan datang, atau bahkan ditengah kemarau ada yang menyiramkan air atau bahkan minyak tanah dan membakar habismu. tetapi Tuhan tetap memberikan hal yang terbaik bagi kita.

Hal terpenting adalah bagaimana hati, ego, emosi bisa ikut tertunduk dan selaras dengan fikiran, hal-hal ini semua kecil di hadapan Tuhan, jadi ketika semua terasa besar dalam matamu, mintalah Tuhan menyelesaikan semuanya dengan selalu terjalin dekat denganNya. Tidak ada yang instan segalanya membutuhkan proses dalam periode tertentu.

Tetap kecapi dan resapi kemarau yang sedang melanda ini, pandanglah angin bertiup sepoi-sepoi membelai sekalipun engkau tak berdaun dan berbunga..angin membelai dengan lembutnya saat ini. dan bisa jadi ketika engkau sedang berdaun dan berbunga bahkan berbuah angin akan mengkoyak koyakkan setiap rantingmu bahkan hingga terlepas...